Dimusim penghujan ini seringkali terjadi wabah penyakit demam berdarah, terutama bila terdapat genangan – genangan air dimana – mana, sehingga nyamuk Aedes aygpti bersarang dan mudah sekali untuk berkembangbiak. Dengan berkembangbiaknya nyamuk tersebut sangatlah mudah untuk menyebarkan penyakit dari gigitannya dan tanpa pandang bulu. Namun apakah kita mengetahui asal mula penyakit Demam Berdarah itu sendiri?. Menurut artikel infeksi Demam berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviridae, dengna genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat srotipe yang dikenal dengan DEN-1,DEN-2,DEN-3, dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotype virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di Negara – Negara Tropis dan Subtropis. Disetiap Negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.
Di Indonesia penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Surabaya dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetic, tetapi akhir – akhir ini ada tendensi agen penyebab DBDdisetiap daerah berbeda.
Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak Negara tropis dan sub tropis. Kejadian penyakit DBD semakin tahun semakin meningkat dengan manifestasi klinis yang berbeda mulai dari yang ringan sampai berat. Manifestasi klinis berat yang merupakan keadaan darurat yang dikenal dngan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS).
Manifestasi klinis infeksi virus Dengue termasuk didalamnya penyakit Demam Berdarah Dengue sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik, demam ringan yang tidak spesifik, Demam Bengue, Demam Berdarah Dengue, hingga yang paling berat yaitu Dengue Shock Syndrome (DSS). Dalam praktek sehari – hari, pada saat pertama kali penderita masuk rumah sakit tidaklah mudah untuk memprediksikan apakah penderita Demam Dengue tersebut akan bermanifestasi menjadi ringan atau berat. Infeksi sekunder dengan serotype virus dengue yang berbeda dari sebelumnya merupakan factor resiko terjadinya manifestasi Demam Berdarah Dengue masih belum jelas, banyak factor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue, antara lain factor host, lingkungan (environment) dan factor virusnya sendiri. Faktor host yaitu kerentanan (susceptibility) dan repon imun. Faktor lingkungan (environment) dyaitu kondisi geografi (ketingian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim); kondisi demogradi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adapt istiadat, social ekonomi penduduk). Hit Nyamuk – Jenis nyamuk sebagai vector penular penyakit juga ikut berpengaruh. Faktor agent yaitu sifat virus Dengue, yang hingga saat ini telah diketahui ada 4 jenis serotype yaitu Dengue 1,2,3 dan 4. Penelitian terhadap epidemic Dengue di Nicaragua tahun 1998, menyimpulkan bahwa epidemiologi Dengue dapat berbeda tergantung pada daerah geografi dan serotype virusnya.
Gejala
Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
a. Demam tinggi mendadak, >38 ÂșC, 2-7 hari
b. Demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penurun panas biasa
c. Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang
d. Nyeri sendi, nyeri otot (pegal – pegal)
e. Nyeri kepala, pusing
f. Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata
g. Wajah kemerahan
h. Nyeri perut
i. Konstipasi (sulit buang air besar) atau diare
Tanda – tanda yang menunjukkan penderita demam berdarah perlu mendapat pemeriksaan media karena keganasan virus dan pertahanan tubuh yang lemah, antara lain:
Muntah darah segar (merah) atau muntah hitam
Buang air besar berwarna hitam
Sesak nafas yang makin lama makin sesak meski demam telah teratasi
nyeri perut yang makin nyata, diiringi dengan pembesaran lingkar perut
Kesadaran menurun tanpa syok, nyeri kepala atau pusing hingga muntah nyemprot, pandangan makin lama makin kabur.
Pencegahan penyakit DBD menurut Kristina, Isminah, Leny Wulandari menggunakan beberapa metode, yaitu:
Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Contoh: menguras bak mandi/penampungan air sekurang – kurangnya sekali seminggu
Menganti / menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali
Menutup dengan rapat tempat penampungan air
Mengubur kaleng – kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas disekitar rumah dan lain sebagainya
Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14)
Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
Pengasapan / fogging (dengan menggunakan malathiion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat – tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam dan lain – lain.
Cara – cara diatas disebut 3M Plus, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk hit, memeriksa jentik berkala, dll.
Ada cara lain yang bisa ditempuh tanpa harus opname di rumah sakit, tapi butuh kemauan yang kuat untuk melakukannya. Cara itu adalah sebagai berikut:
Minumlah air putih min. 20 gelas berukuran sedang setiap hari (lebih banyak lebih baik)
Cobalah menurunkan panas dengan minum obat penurun panas (paracetamol misalnya)
Beberapa teman dan dokter menyarankan untuk minum minuman ion tambahan seperti pocari sweat
minuman lain yang disarankan: jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit (ada juga daun angkak, daun jambu dsb)
Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak
( meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis)
Sumber : http://pmijawatimur.com/m.php?j=30
http://masihakudisini.blogspot.com/2016/03/hit-obat-nyamuk.html